Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Sekilas Memori Tentang Ayah

malam kuhirup dalam dalam. Seketika paru paruku disesaki udaranya. Susah aku memejamkan mata. Ingat pada ayahku. Lelaki yang selalu kuingat dengan tubuh tambunnya, berjalan jalan mengenakan kaos merah jambu bergambar dua sarung tinju yang saling meninju, kadang suka pakai sarung, senyum  sumringahnya dihiasi kumis tebal, serta topi yang melengkapi gayanya kala bepergian. Iya, dialah ayahku. Setidaknya sosok yang kukenang sejak saat usia 9 tahun hingga saat ini, walau aku pernah berjumpa dengannya sebentar dengan sosok berbeda, namun ingatanku tentangnya sebagai sosok pria bertubuh tambun selalu melekat diingatanku. Kini aku berkisah dengan air mata yang turun deras. Begitu lemahnya aku, ya. Begitulah aku adanya. Beliau bilang aku cantik pakai topi, dia bilang aku mirip Susi Susanti pemain bulu tangkis berprestasi itu. Senang bukan kepalang, aku selalu memakai topi ketika bepergian (setidaknya sebentar, lama-lama aku bosan juga. Hehe) kira-kira ayahku inilah pria yang pertama...

Gusar

Hidup dibayangi ketakutan tanpa henti. Digelung gusar tak bertepi Lalu terombang ambing cemas hingga nanti. Takut menatap kedepan, Tak sanggup lihat sinar matahari yang menusuk-nusuk. Tak tahan dahsyatnya badai yang menerjang. Tak kuasa menggapai tingginya bintang itu. Aku takut, Bagaimana tubuh kecilku mampu ? mengapa aku? bisakah aku? wahai ibu... kepada siapa lagi aku mengadu? tolong aku..aku terkubur dalam kengerian yang belum absah.. tolong aku yang terendam dalam jiwa pengecut ini. kiranya siapa yang berkenan membantuku? diriku sendiri. iya. hanya aku, diriku. tiada lain dan tiada bukan.