Ibuku. Perempuan paling hebat dan kuat di mataku. Ditinggal ayahku kurang lebih 10 tahun dan sempat dipertemukan kembali. Namun pertemuan mereka hanya berlangsung dua hari karena ayah harus menghadap Tuhan. Kenyataan pahit memang. Ayahku pergi ke Kalimantan sejak aku kelas 3 SD. Semenjak itu, ibuku berjuang membesarkan aku dan kedua kakakku sendirian. Meski pergi, ayahku tetap menafkahi kami dengan mengirimi uang pensiunannya yang tak seberapa tiap bulan. Dengan uang seadanya, kami berempat menjalani hidup yang lumayan berat. 'Yang penting untuk hari ini bisa makan. Besok urusan besok'. Begitu pola pikir kami kala itu. Setiap hari yang ada dipikirkan kami hanya bagaimana caranya besok bisa makan dan tentunya tetap sekolah. Aku bahkan jarang dibekali uang jajan. Hampir tak pernah. Tiap kali waktu istirahat tiba, aku langsung lari ke rumahku dan makan apa yang disediakan di sana. Kalau ada lauk enak, bersyukur. Kalau tak ada, makan apa saja. Sayur sop sisa ke...
Welcome to my blog!