Langsung ke konten utama

Memaknai Hari Kartini: Ayo Jadi Kartini Milenial!

Suatu hari, saat usiaku belum genap 6 tahun, Aku mengikuti lomba anak untuk memperingati hari Kartini yang diadakan oleh rukun warga di daerah Sukatani, Depok, dimana rumah lamaku berada. 

Sejak pagi buta, ibuku sudah heboh, mencari salon yang juga menyewakan baju daerah khusus anak-anak untukku. Sepertinya perjuangannya sulit, karena baju sewa sudah habis di musim lomba hari kartini. 

Hingga akhirnya ibuku mendapat salon yang masih memiliki stok baju daerah sewaan di daerah komplek deppen. Baju itu adalah baju bodo, khas dari Sulawesi. Kemudian wajah mungilku di rias oleh si pemilik salon. Perlahan polesan pensil alis dan lipstik menggerayangi wajahku. Aneh rasanya.. benda benda yang biasa dipakai ibuku, sekarang aku yang mengenakannya.

Setelah riasannya selesai, baju bodo warna merah nan cantik tadi kupakai, si pemilik salon mengenakan hiasan di kepalaku. Rasanya berat dan tak biasa untuk seorang bocah.

Ketika penampilanku paripurna, aku dan ibuku menumpangi becak menuju ke rumahku. Selama becak melaju, tiap-tiap mata di jalanan memandangiku tak seperti biasanya. Aku yg merasa aneh Lalu bertanya kepada ibuku, "ma, kenapa semua orang  liatin aku?" 
Ibuku menjawab dengan senyum, "iya karena dede cantik.." 

Senangnya dengar kata pujian dari bibir ibuku. Aku jadi percaya diri dan Dalam hati aku berharap becak itu mempercepat lajunya agar lekas sampai rumahku. Tak sabar aku menghadapi lomba itu.

Namun nasib berkata lain, aku tak menang hari itu. Yang ku ingat, anak yang memenangkan lomba itu adalah yang memakai baju adat jawa. Sedih rasanya merasakan kalah untuk pertama kali, wajah sedihku terpatri di foto hingga saat ini. 

Foto itu masih tersimpan. Kulihat lagi wajah kecil senduku dengan riasan itu. Kurasa ibuku berbohong mengatakan cantik kepadaku saat itu.. tak mungkin alis tebal bak samurai dan gincu merah merona membuat wajahku terlihat cantik.. sepertinya ibu hanya ingin aku percaya diri untuk menghadapi lomba saat itu. 

Yaa hari itu adalah saat tersedih yang pernah kualami. Tapi Setelah dewasa aku paham bahwa makna hari Kartini adalah Bukan lagi didasari oleh siapa yang memenangkan lomba baju daerah di rukun warga. 
Bukan itu.

Melainkan bagaimana kita sebagai wanita Indonesia harus melanjutkan semangat ibu RA Kartini dalam menegakkan hak-hak kita. Jangan buat beliau menangis disana karena perjuangannya sia-sia.

Wanita Indonesia kini sudah mendapatkan hak-hak yang setara dengan kaum lelaki. Wanita bisa sekolah dan bekerja untuk menuangkan segala kreatifitasnya. Tentunya itu adalah Anugerah yang harus kita syukuri serta wajib untuk kita manfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.

Aku bersyukur dilahirkan di bumi Indonesia agar bisa melanjutkan perjuangan RA Kartini. Terimakasih bu, tanpa jasamu mungkin aku tak pernah bisa menyaksikan Najwa Shihab dengan kecerdasannya di televisi, mungkin aku tak pernah bisa melihat Maudy Ayunda berprestasi di universitas terbaik di luar negeri, dan mungkin juga tak bisa melihat Farhanisa Nasution yang berwawasan luas sebagai news anchor favoritku di televisi.

Ayo sama-sama kita wujudkan impian terbesar dalam hidup ini dan jadilah Kartini Milenial!

Karena jasamu Ibu RA Kartini, wanita kini diperhitungkan keberadaannya.
Karena jasamu, wanita kini bisa lintas profesi sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Karena jasamu, wanita bisa kuat,mandiri dan berkarya.

Terimakasih ibu RA Kartini, dan semua wanita Indonesia
Dan kartini terbaikku, ibuku sendiri.. doaku selalu menyertaimu ❤


Selamat hari Kartini.
Ya i know this is superduper late.. ðŸ™‚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keuntungan Suka Pakai Celana Cutbray

sumber: tumblr.com  Dunia fashion emang nggak ada matinya. Walaupun jaman berubah tapi fashion berputar alias selalu ada fashion item yang kembali hits lagi walau bukan pada masanya, kayak celana cutbray. Celana dengan potongan lebar dari lutut hingga mata kaki ini adalah simbol kegaulan  anak muda di tahun 70 an tapi  kemudian banyak juga anak muda 2017 yang berseliweran dengan celana ini. Berikut adalah keuntungan bagi kamu yang suka pakai celana cutbray. Menurut ilmu ngasal saya tentunya hahaha…          Hemat pengeluaran sumber: google.co.id Yapp, keuntungan yang pertama jika kamu suka pakai celana cutbray adalah hemat. Karena, kamu bisa aja pinjem celana cutbray ortu kalian pas jaman muda yang mungkin masih tersimpan dengan apik di gudang ataupun lemari mereka. so, kalian nggak usah ngeluarin duit buat beli celana cutbray di mangdu dan kualitas ke- retro-an nya tetap terjaga tentunya.  Adem sumber: in...

PEJUANG JERAWAT COME BACK AGAIN! Beauty Review: Kelly Pearl Cream

Well hello beauty! 30 November 2017 saya beli sebuah produk kosmetik yang udah lama beredar di Indonesia dan terkenal di kalangan orang-orang tua. Walaupun harganya murah murce dan miring namun 'konon katanya' terbukti ampuh untuk memutihkan, menghaluskan dan menghilangkan jerawat sampai ke bekas-bekasnya! ini dia Kelly Pearl Cream! JENG JENG JENGGGGG! Price: Rp. 6000 (5gr) Where to Buy: Rumah Kosmetika daerah Depok Timur, Jawa Barat. (Banyak juga di toko kosmetik pasar tradisional dan Mall. yang jelas nggak ada di Guardian, Watson, dkk) Sebenernya saya sudah tahu Kelly ini sejak jaman baheula karena dulu ibu, nenek dan tante saya pakai. Tapi karena banyak isu-isu Kelly itu bermerkuri karena harganya yang muraaahhh banget bikin saya meng-underestimate-kan kegunaan si Kelly ini. Namun beberapa blog membahas kok bahwa Kelly Pearl Cream ini aman dan bebas merkuri bahkan sudah lolos uji BPOM. (fiuh..) Nah, akhirnya..karena seorang teman yang sedang dala...

CONTOH ARTIKEL TENTANG MEDIA CETAK

Eksistensi Media Cetak di Indonesia Oleh: Lintang Tribuana Widya Wardani                      Sebelum hadirnya radio, televisi, dan internet, media cetak merupakan media massa tertua yang hadir untuk memberikan beragam informasi kepada khalayak. Surat kabar pertama di dunia yaitu “ Acta Diuma ” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa tulisan yang diukir pada logam atau batu.                      Pada abad 19 saat perang Utara dan Selatan yang membagi Amerika, media cetak mulai diproduksi massal untuk dijual atau bahkan dierikan secara gratis untuk alat propaganda saat berperang. Kemudian mulai berkembang j...