Apa sih yang saya rasa
kan di usia 23 tahun saat ini? Jawabannya: NANO NANO!
Di usia ini, saya merasakan senangnya dapat pekerjaan setelah lulus kuliah.
Di usia ini, saya merasakan jomblo setahun. Setelah sebelumnya menjalin hubungan hampir 3 tahun.
Di usia ini, saya officialy anak yatim piatu setelah ibu saya meninggal.
Di usia ini, saya baru merasakan petualangan cinta yang tak pernah terbayangkan. Sekaligus menyadarkan saya betapa rumitnya asmara orang dewasa.
Di usia ini, saya merasa bingung dengan apa yang saya lakukan sekarang dan kerap mengkhawatirkan masa depan. Takut gagal akan semua hal. Entah karier, asmara, sosial, pokoknya segalanya.
Di usia ini, saya seperti ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat buat orang lain. Minimal membuat orang yang kesusahan sedikit terbantu.
Di usia ini, saya sering menangis pada malam hari. Entah, ingat orangtua, kucing peliharaan, atau kehidupan susah di masa kecil.
Di usia ini, saya belakangan ingin sering olahraga. Awalnya ingin sehat, tapi sebenernya tujuannya satu. Punya bentuk badan kece.
Di usia ini, saya masih berusaha nabung recehan di botol aqua.
Di usia ini, rasanya ingin berumah tangga dan mengurus suami serta anak. Tapi, di satu sisi, saya juga masih ingin memuaskan diri menikmati hidup sebagai perempuan lajang. Saya ingin punya cerita menarik tentang kehidupan di masa itu untuk anak-anak saya.
Di usia ini, saya berusaha realistis soal impian. Semakin sadar dengan kemampuan dan akhirnya hanya ingin mengikuti kehidupan seperti air mengalir. Tapi di lubuk hati paling dalam, saya masih ingin menunjukkan saya mampu melakukan hal hebat. Mungkin dengan jalan yang berbeda.
Di usia ini, saya banyak tahu dunia pelangi. Mulai open minded dan menghargai hal itu karena beberapa teman saya adalah bagian dari mereka..
Di usia ini, saya menyaksikan teman-teman sekolah, kuliah sudah mulai serius berpacaran. Bertunangan. Menikah. Hamil. Punya anak.
Di usia ini, saya merasakan pandemi corona yang dahsyat. Kemanapun sulit karena semua dibatasi. Banyak korban berjatuhan, namun ada juga yang berhasil sembuh. Sekaligus menyaksikan bumbu drama antara kubu yang percaya bahwa virus ini bagian dari konspirasi dan kubu penentang.
Di usia ini, saya lumayan sering dapat ungkapan salut dari orang lain karena kisah hidup saya. Perempuan yatim piatu yang membiayai hidupnya sendiri dan tinggal di kost jelek seharga Rp 750 ribu plus koneksi wifi kadang tidak jelas.
Di usia ini, saya rasanya selalu ingin bersyukur. Tapi jarang beribadah. Maaf ya Allah.
Masih ada segudang cerita sebagai orang berusia 23 tahun. Tapi hanya ini yang bisa saya tuliskan.
Harapannya untuk diri saya, Lintang Tribuana Widya Wardani. Jadilah lebih baik lagi di usia 24 tahun. Jangan merasa gagal, karena setiap orang memang punya garis kehidupan yang berbeda.
Tak ada orang yang berhak menghakimi soal suskes tidaknya hidupmu. Hanya kamu yang paling tahu batasan itu. Sukses itu kamu yang tentukan, bukan orang lain.
Untuk myself, Lintang. You're a strong woman. And always be you. Be who you are. Raih kebahagiaan dengan caramu sendiri. Okey??
Komentar
Posting Komentar