Hai, happy birthday to myself, Lintang turning 26 YO.
Ada banyak yang terjadi di usia 25 tahun. Usia yang dianggap dewasa, matang, dan sedang berada di puncak kejayaan.
Apakah itu terjadi pada diriku?
Mungkin aku belum memenuhi standar sukses dalam standar kebanyakan orang
Tapi di usia ini, aku banyak melewati hal yang sangat bermanfaat. Mengembangkan pola pikirku, melihat sudut pandang berbeda yang berasal dari sekitar.
Di usia 25 tahun, aku pindah dari kosku yang berada di Pasar Minggu, gara-gara sudah tidak ada lagi orang di sana. Aku bertahan beberapa bulan hidup di bangunan tua itu sendirian, hingga akhirnya pindah ke kos yang lebih 'layak' di daerah Mampang.
Jika sebelumnya aku bayar Rp700 ribu per bulan, di sini aku harus bayar Rp1 juta. Tak apa lebih mahal, tapi setidaknya di sini ada kehidupan. Semua serba tersedia, mulai dari warung, jajanan, bengkel, dll.
Dalam perjalanan karier, di usia ini aku aktif dipekerjakan sebagai reporter lapangan. Lelah, letih, naik motor ke mana saja, aku harus siap. Awalnya berat, tapi lama-lama enjoy karena mendapat teman baru dari media lain.
Aku merasa hidup ini adalah yang aku mau. Melakukan apa yang kumau, berdasarkan keputusan yang kuambil tanpa pengaruh orang lain.
Aku dapat kesempatan liputan ke luar negeri, Malaysia. Meski masih Asia Tenggara, tapi aku senang pertama kali berpelesir ke luar negeri.
Di sana aku menjajal banyak hal. Ke tempat-tempat bersejarah, ke pulau, lihat atraksi menyenangkan, naik jetski, naik pesiar, berbincang dengan orang-orang penting. Aku merasa belajar banyak hal.
Di titik ini, aku merasa bangga bisa bekerja di bidang yang aku mau. Aku tidak menyesali keputusan jadi wartawan, meski ibuku sempat menentangnya.
Aku juga makin pede untuk bepergian kemana-mana sendiri. Desember 2021, perjalananku ke Jogja adalah pengalaman terbaikku.
Meski di Malioboro biasa saja, perjalanan menyenangkan adalah menyewa motor untuk bisa ke Pantai di gunung kidul, memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Dengan kesendirian itu, sepanjang jalan aku merasa keindahan alam sebagai media yang menguatkan koneksiku pada Sang Pencipta. Aku banyak bermonolog, mencari tahu apa yang aku cari dalam hidup.
Aku tak akan melupakan bagaimana serunya menikmati udara di sepanjang perjalanan, yang membuatku tak sabar menceritakan pengalaman hebat ini kepada orang-orang.
Bukan untuk sombong, melainkan memberi perspektif baru tentang cara bersenang-senang. Bahwa untuk meraih kesenangan dan ketenangan, sendiri pun juga bisa.
Lalu karena merasa sakit hati, kegagalan cinta tepatnya, aku memutuskan menambah piercing di telinga. Sakit, tapi tidak sesakit rasanya ketika dicampakkan seseorang tanpa aku tahu alasannya apa.
Mungkin aku memang belum beruntung dalam hal cinta. Sedih, tapi aku percaya Allah akan memberi jalan terbaiknya untukku. Aku berusaha mempercayai hal ini.
Tiba-tiba di September 2022, aku direkomendasikan naik jabatan menjadi asred. Padahal aku belum merasa pengalaman cukup sebagai reporter, aku masih haus belajar.
Tetapi aku merasa ini kesempatan untuk aku bisa meloncat, naik level, karena kalau di tempat lain, belum tentu aku bisa naik dalam waktu cepat. Meski sebenarnya berat hati, tapi aku memutuskan menerima posisi ini.
Di usia ini juga aku masih suka menangis. Kadang merasa terharu dengan pencapaian hidupku, dan ingat ibu. Aku terkadang suka berandai orangtuaku bisa melihat kehidupanku sekarang.
Aku masih suka menyesali, memikirkan 'andai mama masih ada, dia pasti suka jika aku bawa ke sini.. ke sana...'
Ya, ini secuplik kisah hidupku di usia 25 tahun. Mungkin jauh dari bayangan masa kecilku, dimana aku berpikir, mungkin aku sudah menikah, punya dua anak, dan hidup ideal.
Tapi ini hidup. Tak bisa selalu sama dengan apa yang diharapkan. Tapi aku percaya, Allah akan menyiapkan sesuatu yang indah untuk hambaNya, di waktu yang tepat.
Halo 26, aku siap mulai hidup baruku. Aku tak sabar dengan perjalanan menyenangkan lainnya.
Komentar
Posting Komentar