Langsung ke konten utama

Sastra Bukan untuk Dipahami?

" menurut gue berdosa kalo ngebaca buku sastra bukan dengan cara menikmatinya. sastra itu buat dinikmati..bukan buat dipahami." 

Begitu ungkap salah satu teman saya tepat setelah saya bilang "ngga bisa baca buku sastra" di sela-sela kelas mata kuliah propagada dan psywar.

ya.. terus terang saya emang ngga bisa baca buku-buku sastra. ngga bisa disini dalam artian saya merasa kurang paham 'apa yang saya baca ini?' begitu. Jadi, saya memutuskan buat lebih pilih baca buku yang masih bisa saya pahami (yaa.. walaupun sedikit) seperti novel teenlit, biografi tokoh-tokoh terkenal, komik, dsb. begitu coba baca buku sastra tiba-tiba saya merasa bodoh karena memang ngga ngerti apa-apa.

maka saya selalu kagum dengan orang-orang yang doyan banget sarapan dengan buku sastra. saya bilang mereka hebat! hehe...

sepertinya pernyataan teman saya diatas itu bikin saya mikir..
benarkah itu? benarkah buku sastra itu buat dinikmati saja dan bukan buat dipahami?

mungkin ada benarnya juga..
ketika baca buku biografi atau yang lainnya kita harus baca runtutannya. dari bab 1 sampai bab terakhir. berbeda dengan buku sastra yang bisa dibuka halamannya secara acak.yaa bebas aja mau baca dari tengah dulu baru ke awal, atau dari terakhir dulu? bebas.. begitulah kira-kira kata teman saya.

ucapan teman saya itu juga  merubah cara pandang saya terhadap sastra. mungkin saya harus lebih rileks saat membacanya dan jangan menuntut diri untuk memahami isinya agar bisa menikmati keseksian dari si sastra.

mungkin dengan menikmatinya, saya jadi bisa paham pula.
setelah ini pun saya ingin memulai membaca buku sastra agar menambah kekayaan dan kecakapan kosakata.

#YukMulaiBaca



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keuntungan Suka Pakai Celana Cutbray

sumber: tumblr.com  Dunia fashion emang nggak ada matinya. Walaupun jaman berubah tapi fashion berputar alias selalu ada fashion item yang kembali hits lagi walau bukan pada masanya, kayak celana cutbray. Celana dengan potongan lebar dari lutut hingga mata kaki ini adalah simbol kegaulan  anak muda di tahun 70 an tapi  kemudian banyak juga anak muda 2017 yang berseliweran dengan celana ini. Berikut adalah keuntungan bagi kamu yang suka pakai celana cutbray. Menurut ilmu ngasal saya tentunya hahaha…          Hemat pengeluaran sumber: google.co.id Yapp, keuntungan yang pertama jika kamu suka pakai celana cutbray adalah hemat. Karena, kamu bisa aja pinjem celana cutbray ortu kalian pas jaman muda yang mungkin masih tersimpan dengan apik di gudang ataupun lemari mereka. so, kalian nggak usah ngeluarin duit buat beli celana cutbray di mangdu dan kualitas ke- retro-an nya tetap terjaga tentunya.  Adem sumber: in...

CONTOH ARTIKEL TENTANG MEDIA CETAK

Eksistensi Media Cetak di Indonesia Oleh: Lintang Tribuana Widya Wardani                      Sebelum hadirnya radio, televisi, dan internet, media cetak merupakan media massa tertua yang hadir untuk memberikan beragam informasi kepada khalayak. Surat kabar pertama di dunia yaitu “ Acta Diuma ” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa tulisan yang diukir pada logam atau batu.                      Pada abad 19 saat perang Utara dan Selatan yang membagi Amerika, media cetak mulai diproduksi massal untuk dijual atau bahkan dierikan secara gratis untuk alat propaganda saat berperang. Kemudian mulai berkembang j...

Balas Dendam

Balas dendam, bukankah itu hal yang konyol? Repot-repot memikirkan kesalahan atau perbuatan orang lain yg kurang menyenangkan kita di masa lampau, untuk kemudian melalukan hal setimpal.. Entah..Aku kadang bingung dengan diriku sendiri Menjilat ludah sendiri!!  Aku menghardik diriku sendiri yang tak konsisten dengan pendirian itu. Kini aku balas dendam.. Kalau boleh aku membela diri, balas dendamnya tak seberapa. Hanya perkara kecil.  Aku sepertinya berani bertaruh, orang itu bahkan tak tahu kalau aku sedang membalas dendam kepadanya.  Maafkan aku yang belum bisa menerima keadaan. Aku manusia biasa. Klise memang, tapi itulah adanya. Setidaknya aku biarkan kamu menjalani kehidupan yang bahagia. Kehidupan yang kamu kehendaki. Kehidupan yang mungkin jadi anganmu selama ini.  'Pindah berkala. Rumah ke rumah' itu petikan lirik lagu Hindia, yang tampaknya harus aku pahami sekali lagi.  Hidup ini memang tempat belajar bukan? Maklumi aku yang masih harus berusaha mengikh...