Langsung ke konten utama

Pilu Dalam Pesta Demokrasi Kita (re-upload)


Melihat fenomena jelang dan pasca Pilpres 2019 yang kini jadi sorotan media menimbulkan keresahan bagi saya. Justru bukan dari segi politiknya, tetapi perihal keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Miris jika melihat suasana panas dari rakyat yang saling adu argumen karena merasa paling benar atas pilihan politiknya. Saling mencerca dan memaki di media sosial karena berbeda pendapat.
 
Semua seakan menganggap orang yang berbeda pendapat dengan memilih kubu lawan adalah sejenis spesies makhluk lain yang patut dicaci. Mata hati jadi dibutakan oleh kontestasi lima tahunan ini sehingga lupa jati diri.

Lupa bahwasanya kita itu SATU. Ingatkah isi sumpah pemuda yang pernah dikumandangkan saat kongres pemuda? Putra Putri Indonesia berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kenapa tak bisa hargai perbedaan dan memilih sepakat untuk tidak sepakat daripada membuat bangsa ini terpecah-belah? Silahkan kritis tapi jangan jadi provokator tengik yang malah memperkeruh suasana ini

Saya juga percaya semua rakyat ingin mendapat akhir cerita bahagia di pemilu ini.

Kembalikan Indonesia Kami


Apa yang salah di negeri kami?
Ketika menyalahgunakan kemewahan berdemokrasi?
Orang-orang lantang berorasi
Tapi semua suara tanpa isi


Nusantara susah payah disatukan
Tapi semua sibuk saling bersikutan 
Hujat sana sini jadi makanan
Beda pilihan, bangsa sendiri jadi lawan


Oh bumi pertiwiku, lihatlah! 
Kita ini butuh pergerakkan
Perubahan yang dapat menyatukan
Agar indonesia maju bukanlah sekedar angan.


Wajah indonesiaku.. ayo bangkit!
Jangan kau biarkan soal agenda media, kebohongan, intoleransi, kekcurangan dan krisis,
Bikin kita jadi orang-orang sakit!
Boleh saja berpikir kritis
Tapi jangan sampai moralitas tiris..


Jika ingin negeri ini bersih
jangan mudah terprovokasi 
hanya akan timbulkan distorsi 
Ujungnya saling adu, jadi cerita basi!


Dariku yang rindu bernafas tanpa selisih..
rindu perlakuan bangsanya yang welas asih, 
Adab tolong menolong tanpa pamrih,
Dan selalu menyerukan gotong royong dengan fasih.. 
Kembalikan Indonesia kami..




Lintang, 23 April 2019


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keuntungan Suka Pakai Celana Cutbray

sumber: tumblr.com  Dunia fashion emang nggak ada matinya. Walaupun jaman berubah tapi fashion berputar alias selalu ada fashion item yang kembali hits lagi walau bukan pada masanya, kayak celana cutbray. Celana dengan potongan lebar dari lutut hingga mata kaki ini adalah simbol kegaulan  anak muda di tahun 70 an tapi  kemudian banyak juga anak muda 2017 yang berseliweran dengan celana ini. Berikut adalah keuntungan bagi kamu yang suka pakai celana cutbray. Menurut ilmu ngasal saya tentunya hahaha…          Hemat pengeluaran sumber: google.co.id Yapp, keuntungan yang pertama jika kamu suka pakai celana cutbray adalah hemat. Karena, kamu bisa aja pinjem celana cutbray ortu kalian pas jaman muda yang mungkin masih tersimpan dengan apik di gudang ataupun lemari mereka. so, kalian nggak usah ngeluarin duit buat beli celana cutbray di mangdu dan kualitas ke- retro-an nya tetap terjaga tentunya.  Adem sumber: in...

CONTOH ARTIKEL TENTANG MEDIA CETAK

Eksistensi Media Cetak di Indonesia Oleh: Lintang Tribuana Widya Wardani                      Sebelum hadirnya radio, televisi, dan internet, media cetak merupakan media massa tertua yang hadir untuk memberikan beragam informasi kepada khalayak. Surat kabar pertama di dunia yaitu “ Acta Diuma ” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa tulisan yang diukir pada logam atau batu.                      Pada abad 19 saat perang Utara dan Selatan yang membagi Amerika, media cetak mulai diproduksi massal untuk dijual atau bahkan dierikan secara gratis untuk alat propaganda saat berperang. Kemudian mulai berkembang j...

Balas Dendam

Balas dendam, bukankah itu hal yang konyol? Repot-repot memikirkan kesalahan atau perbuatan orang lain yg kurang menyenangkan kita di masa lampau, untuk kemudian melalukan hal setimpal.. Entah..Aku kadang bingung dengan diriku sendiri Menjilat ludah sendiri!!  Aku menghardik diriku sendiri yang tak konsisten dengan pendirian itu. Kini aku balas dendam.. Kalau boleh aku membela diri, balas dendamnya tak seberapa. Hanya perkara kecil.  Aku sepertinya berani bertaruh, orang itu bahkan tak tahu kalau aku sedang membalas dendam kepadanya.  Maafkan aku yang belum bisa menerima keadaan. Aku manusia biasa. Klise memang, tapi itulah adanya. Setidaknya aku biarkan kamu menjalani kehidupan yang bahagia. Kehidupan yang kamu kehendaki. Kehidupan yang mungkin jadi anganmu selama ini.  'Pindah berkala. Rumah ke rumah' itu petikan lirik lagu Hindia, yang tampaknya harus aku pahami sekali lagi.  Hidup ini memang tempat belajar bukan? Maklumi aku yang masih harus berusaha mengikh...